Begin typing your search above and press return to search. Press Esc to cancel.

Kantin Sekolah Sehat Bebas Kemasan Berplastik


Sekolah merupakan tempat pendidikan normatif dan akademik. Salah satu bentuk pendidikan normatif adalah perilaku hidup sehat. Perilaku hidup sehat ini dapat ditumbuhkan kepada siswa dalam berbagai cara, diantaranya perilaku memilih makanan yang bergizi dan berguna bagi tubuh. Selain itu, sekolah memiliki fasilitas pelayanan kantin sekolah. Good (1959) dalam bukunya Dictionary of Educationmengatakan bahwa: “cafetaria a room or building in which public school pupils orcollege student select prepared food and serve themselves”
Kantin adalah suatu ruang atau bangunan yang berada di sekolah maupun perguruan tinggi, di mana menyediakan makanan pilihan/sehat untuk siswa yang dilayani oleh petugas kantin.Secara fisik, kantin sekolah hanya berupa ruangan kecil yang berfungsi sebagai penyedia makanan pilihan yang diizinkan oleh sekolah. Disinilah peran sekolah dalam mengatur dan memanajemen kantin sehingga kantin sekolah tidak hanya sebatas fisik saja. Keberadaan kantin di sekolah, tidak hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan makan dan minum siswa semata, namun juga dapat dijadikan sebagai wahana untuk mendidik siswa tentang kesehatan, kebersihan, kejujuran, saling menghargai, disiplin dan nilai-nilai lainnya.
Pengadaan kantin sekolah harus memperhatikan beberapa aspek, antara lain, tujuan dan fungsi kantin, daya beli, sarana dan prasarana yang ada di kantin dan pengawasan sekolah. Kantin sekolah hendaknya sebagai suatu bagian integral (terpadu) dari program sekolah secara keseluruhan, tidak dipandang sebagai suatu tempat pembuat keuntungan di sekolah. Atas dasar ini sekolah dapat memberikan kebijakan-kebijakan yang dapat menguntungkan antara pihak  sekolah dan pengelola kantin.
Selain itu, harga jual di kantin sekolah harus dapat dijangkau oleh daya beli siswa. Pengelola kantin hendaknya menyeimbangkan antara kapasitas makanan dan harga, begitu juga gizi. Pengelola kantin diharapkan  mengatur cara penyajian dan pelayanan makanan yang memadai dan cepat. Oleh sebab itu, fasilitas gedung atau ruang kantin harus strategis karena akan sangat mempengaruhi efektivitas operasi dan koordinasi pengelola kantin. pengelola kantin hendaknya bertanggung jawab atas makanan yang bergizi dan menarik, serta menjamin selera pembeli, utamanya adalah siswa sekolah.
William H. Roe dalam bukunya School Business Management menyebutkan beberapa tujuan yang dapat dicapai melalui penyediaan layanan kantin di sekolah, diantaranya sebagai berikut
1.     memberikan kesempatan kepada murid untuk belajar memilih makanan yang baik atau sehat,
2.     memberikan bantuan dalam mengajarkan ilmu gizi secara nyata,
3.     menganjurkan kebersihan dan kesehatan,
4.     menekankan kesopanan dalam masyarakat, dalam bekerja, dan kehidupan bersama,
5.     menekankan penggunaan tata krama yang benar dan sesuai dengan yang berlaku di masyarakat,
6.     memberikan gambaran tentang manajemen yang praktis dan baik,
7.     menunjukan adanya koordinasi antara bidang pertanian dengan bidang industri,
8.     menghindari terbelinya makanan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebersihannya dan kesehatannya.
Fungsi kantin sekolah juga akan berkembang menjadi sebagai berikut.
1.     membantu pertumbuhan dan kesehatan siswa dengan jalan menyediakan makanan yang sehat, bergizi, dan praktis;
2.     mendorong siswa untuk memilih makanan yang cukup dan seimbang;
3.     untuk memberikan pelajaran sosial kepada siswa;
4.     memperlihatkan kepada siswa bahwa faktor emosi berpengaruh pada kesehatan seseorang;
5.     memberikan batuan dalam mengajrkan ilmu gizi secara nyata;
6.     mengajarkan penggunaan tata krama yang benar dan sesuai dengan yang berlaku di masyarakat;
7.     sebagai tempat untuk berdiskusi tentang pelajaran-pelajaran di sekolah, dan tempat menunggu apabila ada jam kosong.
Terdapat beberapa alternatif pelayanan di kantin sekolah yang dapat diaplikasikan di sekolah. Self service system, yaitu sistem pelayanan dimana pembeli melayani dirinya sendiri makanan yang diingini. Wait service system yaitu pelayanan dimana pembeli menunggu dilayani oleh petugas kantin sesuai dengan pesanan dan Tray service system yaitu sistem pelayanan dimana pembeli dilayani petugas kantin, dan penyajian makanannya dengan menggunakan baki atau nampan.
Kebiasaan-kebiasaan baik dapat dikembangkan di lingkungan kantin sekolah. Beberapa tingkah laku positif yang dapat dikembangkan antara lain sebagai berikut.
1.  menentukan prosedur untuk menutup dan membuka kantin atau kapan anak-anak memasuki dan meninggalkan kantin;
2.  menyusun suatu aturan pembayaran yang tidak merugikan kantin;
3.  membuat pengaturan tempat duduk yang serasi;
4.  menentukan aturan-aturan bagi perilaku anak-anak di meja makan;
5.  mengatur dekorasi, seperti: lukisan, poster-poster kesehatan;
6.  menyajikan musik selama jam makan siang;
7.  mengatur anak-anak yang makan siang dengan membawa makanan sendiri; menyusun prosedur pengembalian talam atau tempat makanan dan pada saat meninggalkan ruangan makan
Makanan  anak sekolah juga berpengaruh pada peningkatan prestasi belajar anak. Selain itu fungsi dan tujuan kantin sekolah adalah memenuhi jajanan yang bergizi dan sehat bagi siswa. Hal ini merupakan salah satu bentuk pelayanan terbaik yang diberikan oleh siswa. Makanan sehat dan bergizi tidak terlepas dari proses pengolahan dan penyajian makanan. Beberapa hal yang dapat mempengaruhi kualitas makanan sehat dan bergizi antara lain aspek higienis, sanitasi yang baik dan bebas bahan beracun berbahaya. Bangunan fisik kantin harus sesuai dengan standar kesehatan. Ruangan hendaknya bersih, tidak bocor, lantai keramik, dan konstruksi bangunan yang kuat dan aman. Sanitasi hendaknya berfungsi dengan dengan baik, tersedianya sumber air bersih yang memenuhi syarat kesehatan untuk mengelola makanan, pembuangan air kotor yang tidak mencemari lingkungan, tersedia tempat pencucian alat makan, tersedia tempat cuci tangan lengkap dengan sabun serta lap tangan yang selalu bersih dan kering, tersedia tempat pembuangan makanan dan kebersihan alat makan,.
Pada makanan dapat terkontaminasi bahan beracun berbahaya (B3) dari wadah selama pengolahan, pengemasan maupun saat penyajian. Pada umumnya pengolah makanan menggunakan bahan plastik sebagai tempat pencampuran, penyajian dan pengemasan makanan.  Bahan plastik dianggap paling murah, mudah didapat, memberikan hasil kemasan yang menarik, tidak mudah pecah dan rusak. Konsumen juga lebih tertarik dengan kemasan plastik yang beraneka ragam dan dengan harga makanan yang murah, sehingga permintaan plastik kemasan sangat tinggi di pasaran.

Plastik sebagai pembungkus makanan saat ini diproduksi secara masal dan tidak terkendali. Selain itu plastik adalah salah satu bahan yang dapat kita temui di hampir setiap barang. Mulai dari botol minum, TV, kulkas, pipa paralon, plastik laminating, gigi palsu, compact disk (CD), kutex (pembersih kuku), mobil, mesin, alat-alat militer hingga pestisida.  Untuk mendapatkan keuntungan yang banyak, produsen plastik memproduksi plastik dengan bahan daur ulang plastik, tidak dari bijih plastik asli. Akibat dari hal tersebut, plastik kemasan makanan dapat berasal dari limbah plastik oli, deterjen, obat-obatan, maupun bahan-bahan lain. Sehingga kandungan racun dalam plastik semakin tinggi.

3 komentar:

  1. Selama itu bukan kantong kresek hitam yang dijadiin plastik pembungkus makanan masih bisa dipakai.

    BalasHapus
  2. Salah satu pendidikan smp di pasuruan memprilakukan potongan 10% tiap pendapatan perhari apa emang programx emang gt apa emang menyesarakan pedagang apa ni pungli yang di paksakan saya mohon pada pemimpin pasuruan tolong di tindak keterlaluan banget 10% potongan.

    BalasHapus